Sejarah devide et impera di Nusantara sangat menarik untuk diketahui karena berkaitan dengan penjajah dari Belanda. Perlu Anda ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya sumber daya alam.
Tidak sedikit di zaman dulu negara penjajah ingin merampas sekaligus menaklukkan Indonesia. Devide et Impera adalah salah satu strategi politik yang diterapkan oleh VOC guna merampas kekayaan alam di Nusantara.
Mengenal Sejarah Devide et Impera
Pengertian Devide et Impera adalah suatu strategi politik untuk mengadu domba kekuasaan di dalam komunitas atau internal tertentu. Seusai berhasil memecah belah suatu entitas, maka hegemoni dapat dilakukan oleh penguasa.
Sejarah devide et impera pertama kali diperkenalkan Julius Cesar guna memperluas kekuasaan pada zaman Kekaisaran Romawi. Istilah Devide et Impera lainnya adalah politik pecah belah dan berkuasa.
Indonesia menjadi salah satu negara yang merasakan strategi politik tersebut lewat VOC. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) menerapkan monopoli perdagangan terbesar di wilayah Asia dengan cara itu untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan besar.
VOC pada saat itu berhasil memecah pemerintahan di raja-raja besar Nusantara, kemudian mulai menguasai setiap daerah. Strategi politik itulah yang mendasari bahwa Belanda bisa bertahan lebih lama menjajah wilayah Nusantara.
Kebijakan ini pertama kali diterapkan negara-negara kolonial seperti Belanda, Portugis, Inggris, dan Prancis pada abad ke-15. Mereka dapat melakukan ekspansi dan menaklukkan wilayah kekuasaan baru di negara jajahan secara mudah.
Sejarah devide et impera berguna dalam mengambil kekayaan alam negara lain dengan sebesar-besarnya. Mengingat, mereka memiliki misi meraih kekayaan, kejayaan, dan mengenalkan agama-agama dari Belanda ke warga lokal pribumi.
Pada awalnya, strategi tersebut termasuk ke dalam strategi militer, namun seiring berjalannya waktu menjadi alat politik. Dengan memecah belah suatu entitas tertentu maka di dalamnya akan lebih mudah dikuasai.
Tujuan Strategi Pecah Belah dan Berkuasa di Indonesia
Sebagai orang yang awam terhadap praktik militer dan politik VOC di Nusantara ini, tentunya wajib mengikuti pembahasan sampai akhir. Adapun berbagai tujuan strategi Devide et Impera sebagai berikut.
1. Menciptakan Perpecahan
Sejarah devide et impera memiliki tujuan untuk menciptakan perpecahan kekuasaan dan harmonisasi di suatu komunitas, negara, atau entitas tertentu. Adanya perpecahan membuat setiap orang akan sulit percaya dengan pemimpin lama.
Dengan hal tersebut, otomatis strategi ini dapat dengan mudah melakukan hegemoni para bawahan. Strategi ini sangat efektif guna mempengaruhi banyak orang untuk mengikuti satu entitas dengan tujuan tertentu.
2. Meminimalisir Risiko Biaya dan Korban
Penerapan strategi memecah belah dan berkuasa akan meminimalisir risiko biaya dalam militer serta menekan angka korban. Karena cara mengadu domba dapat membuat pihak tertentu terpengaruh dan bisa dikuasai.
Sejarah devide et impera tidak memerlukan kekuatan militer atau daya tempur sehingga biayanya cukup hemat sekaligus minim korban. Uniknya, strategi ini bisa diterapkan di era modern sekarang memanfaatkan teknologi canggih.
3. Mempertahankan Kekuasaan Lebih Lama
Strategi memecah belah suatu kubu bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan lebih lama daripada menggunakan cara lain. Pendekatan praktik strategi yang baik akan membuat skenario keinginan penguasa berjalan lancar.
Dalam penerapan Devide et Impera juga sangat jarang ditemukan aliansi lebih besar dibandingkan penguasa yang menerapkan strategi tersebut. Keberhasilan melakukan hegemoni dapat memperpanjang kekuasaan dalam waktu lebih lama.
4. Mendapatkan Keuntungan Maksimal
Dengan adanya sejarah devide et impera memiliki tujuan utama lain berupa mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Keuntungan berupa kekayaan dapat diraih suatu kelompok seperti yang sudah dilakukan oleh VOC.
Praktik memecah belah berguna untuk memonopoli suatu wilayah agar hanya dikuasai satu entitas saja. Keberhasilan menguasai satu wilayah membuat penguasa tidak punya musuh untuk meraup keuntungan secara maksimal.
Strategi VOC dalam Menerapkan Devide et Impera
Nusantara menjadi salah satu tujuan bangsa-bangsa Eropa terutama Belanda dalam rangka menguras rempah-rempah. VOC juga menerapkan berbagai strategi untuk menerapkan Devide et Impera, berikut contohnya.
Pertama, bangsa Belanda selalu merekrut pemimpin lokal yang akan menjadi bagian dari rantai manajemen di kelas bawah. Taktik ini berguna agar masyarakat lokal percaya bahwa entitas dipegang oleh pemimpin lokal.
Selain itu, sejarah devide et impera juga menerapkan permainan dua sisi. Artinya, pada zaman VOC, Belanda secara terang-terangan akan memihak dua kubu yang saling bertentangan sehingga terlihat netral.
Kesuksesan strategi memecah belah dan berkuasa juga dipengaruhi oleh penerapan taktik lain berupa manajemen isu. Pada zaman VOC, desas-desus ditebar untuk menciptakan isu baik di lingkungan sosial atau politik.
Manajemen isu yang ada pada strategi tersebut juga dikenal sebagai propaganda. Untuk kesuksesan strategi tersebut, penguasa harus berusaha secara maksimal menjadi teman sekaligus menciptakan musuh bersama.
Cerita praktik Devide et Impera sangat menarik, bahkan sampai sekarang masih digunakan untuk menciptakan keuntungan sebanyak-banyaknya. Sejarah devide et impera menjadi salah satu peninggalan pelajaran berharga dari VOC untuk Indonesia.