Perang Kongo Kedua Menjadi Konflik Mematikan di Abad ke-21

Terjadinya Perang Kongo Kedua disebabkan konflik bersenjata yang terus terjadi tanpa henti. Termasuk dengan praktek KKN, invasi asing hingga tidak stabilnya politik. Padahal negara ini dikenal dengan dumber daya melimpah.

Tidak sulit menemukan minyak, mineral maupun emas. Faktanya emas milik Republik Demokratik Kongo disebut jenis paling murni sehingga terus diburu. Tapi kekayaan alamnya tidak sebanding dengan kondisi ekonomi yang terjadi.

Latar Belakang Terjadinya Konflik Perang Kongo Kedua

Pecahnya Perang Kongo Kedua disebut sebagai konflik mematikan dalam abad ke-21. Bukan hanya karena jumlah korbannya melainkan dampak bagi negara.

Konflik terjadi karena Perang Kongo Pertama pada 1996-1997. Pada konflik tersebut menyebabkan tewasnya 6 juta orang pada wilayah timur negeri. Hal ini juga diawali dengan Genosida Rwanda pada 1994.

Sebelum Perang Kongo Kedua, Hutu dari Rwanda membasmi 1 juta minoritas Tutsi sekaligus Hutu Moderat. Mendorong 2 juta suku Hutu mengungsi menuju Kongo, kemudian mendiami Kivu Utara maupun Kivu Selatan.

Kondisi di Rwanda selanjutnya dipimpin oleh Rwandan Patriotic Front’s (RPF) usai mengalahkan pemerintahan. Pemerintahan sebelumnya memerintahkan genosida. Setelah berhasil digulingkan, Rwanda kemudian dipimpin suku Tutsi.

Selanjutnya Rwanda berusaha menginvasi Zaire (nama Kongo terdahulu). Menurut Presiden Rwanda saat itu, Hutu yang mengungsi merupakan ancaman besar. Pecahlah perang cukup besar dan Rwanda dibantu Angola, Uganda serta Burundi.

Peristiwa Perang Kongo Kedua pecah pada 1998. Meraih dukungan Namibia, Zimbabwe hingga Angola mengatasi Rwanda, Burundi beserta Uganda. Perang berakhir pada 2002 di mana korban jiwanya mencapai 3 juta orang.

Pada saat itu Rwanda, Kongo hingga Uganda berusaha membuat perjanjian perdamaian. Meski sedang gencatan senjata, tercipta organisasi M23 (March 23). Organisasi ini ternyata kelompok bersenjata khusus etnis Tutsi.

Dari tahun 2012-2013, organisasi M23 sukses menjadi kekuatan terbesar wilayah timur negeri. Pemerintahan ternyata menganggap Rwanda yang menyebabkan M23 berakhir. Disayangkan membuat jalinan Rwanda dan Kongo merenggang lagi.

Selanjutnya pada tahun 2013, MONUSCO yaitu pasukan PBB di Kongo memberikan dukungan. Hal ini diberikan pada tentara pemerintah yang sedang kesulitan. Tentu berusaha keras melumpuhkan serta menghentikan aksi organisasi M23.

Perdagangan Dirty Gold Secara Ilegal Memperbesar Konflik

Dalam Perang Kongo Kedua, dipengaruhi dengan pertambangan emas pada wilayah timur yang dikuasai kelompok pemberontak. Tidak kurang 100 pemberontak selalu melakukan teror dan memburuk karena kurangnya kontrol dari pemerintah.

Konflik tersebut dikenal dengan julukan dirty gold. Kelompok bersenjata memaksa warga sipil menambah emas atau mineral dari alam. Setelah itu menjualnya ke luar negeri dan menggunakannya membeli senjata perang.

Emas ternyata sukses masuk ke pasar karena tidak terdapat regulasi mengenali asal usulnya. Celah inilah yang dipakai supaya tetap laku terjual. Padahal banyak negara melarang jual beli mineral negara ini.

Penyelundupan memang dilakukan dengan cara memasukannya ke negara tetangga. Lalu melakukan ekspor menuju pasar emas internasional sehingga sulit disentuh. Hal ini terus berlanjut karena kondisi ekonomi masyarakatnya.

Karena Perang Kongo Kedua, rakyat kesulitan menemukan pekerjaan. Kemudian memilih bekerja ditambah agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Tapi dieksploitasi karena upahnya minim dan tidak ada jaminan keselamatan kerja.

Belum lagi letak penambangan dapat membahayakan keselamatan penambang. Selain itu anak kecil juga dipekerjakan sebagai penambang karena ingin menghidupi keluarga. Untuk menghadapi masalah tersebut, dunia kemudian mulai bergerak.

Salah satunya Amerika Serikat yang membuat regulasi emas dari wilayah konflik. Aturan tersebut dibuat pada 2010 dan digunakan demi menghentikan konflik karena hasil penjualan emas digunakan membeli senjata bagi teroris.

Karena kesulitan mendapatkan sertifikasi, penjualan menurun drastis. Diikuti rakyat mustahil mendapatkan mata pencaharian demi menunjang kehidupan. Kemudian membuat banyak orang terpaksa bergabung dengan kelompok pemberontak.

Konflik Kongo II Menyebabkan Rakyatnya Terpaksa Mengungsi

Masalah Perang Kongo Kedua menjadi derita besar untuk rakyat secara keseluruhan. Pada 24 November 2023, PBB menginformasikan muncul bentrokan berulang. Bentrokan berlangsung antara kelompok bersenjata bersama pasukan pemerintah.

Inilah yang menyebabkan 450 ribu orang mengungsi. Rakyat berusaha menyelamatkan dirinya ke Rutshuru dan Masisi pada provinsi Kivu Utara. Dekat kota Sake di Goma, rakyat berjuang keras untuk tetap hidup.

Tidak sedikit pria yang mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan makanan. Tujuannya agar bisa memberi makanan pada anak-anak yang sedang kelaparan. Tentu masalah kelaparan juga dapat menjadi penyebab bertambahnya korban jiwa.

Sementara itu wanita dalam Perang Kongo Kedua juga tidak aman. Terutama karena menjadi korban pemerkosaan saat mencari makan maupun mengumpulkan kayu bakar. Besar risikonya terus terjadi katena tidak ditemukan penyelesaian.

Setiap harinya terdapat penghancuran harta, pemerasan, pencurian, pemerkosaan sampai pembunuhan. Bahkan dilakukan secara sewenang-wenang tanpa sebab jelas. Pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyiksaan kejam pada masyarakat sipil.

Berbagai bentrokan terus terjadi antara angkatan bersenjata dengan M23. Bahkan mengerahkan Operasi Springbok agar bisa menghentikannya. Penduduk yang terdampak terbunuh dan tidak sedikit melarikan diri ke negara tetangga.

Berdasarkan keterangan militer, berbagai serangan disebabkan Allied Democratic Forces (ADF). Kelompok bersenjata ini berbaiat dengan ISIS. Tidak heran jika membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan konflik Perang Kongo Kedua.