Sejarah ditemukannya jarum suntik dimulai dari zaman Yunani dan Romawi kuno yang menggunakan alat menyerupai jarum suntik berupa tanaman buluh.

Dalam sejarah ditemukannya jarum suntik dikatakan bahwa benda medis yang sangat penting ini telah ditemukan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno. Digunakan sebagai alat mengoleskan salep juga membantu pengobatan katarak.

Meskipun saat ini dianggap sebagai salah satu alat medis yang sangat bermanfaat, tapi pada kenyataannya pernah dilarang digunakan. Mau tahu bagaimana perkembangan jarum suntik dari zaman kuno hingga sekarang, cek 7 fakta di bawah ini.

7 Fakta Sejarah Ditemukannya Jarum Suntik

Penasaran awal ditemukan jarum suntik? Simak penjelasannya

Jarum suntik menjadi benda medis yang sangat penting, keberadaannya pernah menjadi penyelamat jutaan anak dari polio. Bahkan di masa pandemi Covid 19, peralatan ini menjadi salah satu senjata melawan infeksi penyakit baru melalui vaksinasi.

Dalam penggunaannya, memang benda medis ini sangat bermanfaat bahkan membantu penyembuhan berbagai penyakit. Ternyata benda medis ini menyimpan berbagai fakta unik dalam sejarah penemuannya, yaitu:

1. Sudah Ditemukan pada Zaman Yunani dan Romawi Kuno

Sejarah ditemukannya jarum suntik dimulai saat penemuannya di zaman Yunani dan Romawi kuno. Dalam literature kuno ditemukan catatan mengenai buluh (jenis tanaman berongga) berlubang yang digunakan untuk melakukan pengobatan.

Buluh tersebut dipakai untuk mengurapi tubuh dengan minyak, memberikan salep atau krim saat pengobatan. Obat-obatan akan dimasukkan ke dalam buluh, kemudian buluh digunakan membantu mengoleskan obat tersebut ke tubuh manusia.

Catatan ini dijelaskan oleh Galen pada 129-200 SM, menerangkan mengenai penggunaan peralatan piston sederhana yang membantu pemberian salep dank rim pada pasien.

2. Digunakan Sebagai Alat Pengobatan Katarak di Mesir

Bukan hanya di Yunani dan Romawi, ternyata di Mesir juga menggunakan alat menyerupai jarum suntik. Ammar bin Ali al-Mawsili melaporkan adanya penggunaan tabung kaca untuk melakukan hisap pada ekstraksi katarak.

Alat ini lazim digunakan dalam pengobatan katarak pada tahun 900 masehi. Namun, bukan untuk memasukkan obat-obatan ke tubuh manusia, melainkan menghisap ekstraksi katarak sehingga memperbaiki penglihatan penderita katarak.

3. Alat Infus Modern Ditemukan Tahun 1650

Sejarah ditemukannya jarum suntik mencatat bahwa alat medis ini pertama kali ditemukan pada tahun 1650. Saat itu telah dilakukan percobaan Pascal di bidang hidrolik yang mendorong ditemukan jarum suntik modern pertama.

Jarum suntik ini memungkinkan infus obat-obatan yang dilakukan melalui aliran darah. Eksperimen awal dalam injeksi inravena dilakukan oleh Christopher Wren tahun 1656 dengan menggunakan teknik memotong menggunakan kanula bulu angsa.

Wren menggunakan teknik memotong untuk menyuntikkan getah poppy secara inverna ke anjing menggunakan kanula bulu angsa.

4. Pernah Berdampak Fatal Bagi Manusia

Faktanya, sebelum menjadi benda medis yang sangat bermanfaat ternyata keberadaan peralatan medis ini pernah berdampak fatal bagi manusia. Tepatnya saat digunakan oleh Drs Major dan Esholttz pada tahun 1660.

Karena digunakan tanpa pengetahuan mengenai dosis penggunaan obat yang sesuai sehingga berdampak negatif karena overdosis. Karena belum ada takaran tepat dan sesuai untuk masing-masing jenis penyakit

Selain itu, penggunaan tanpa sterilisasi membuat penggunaan alat suntik dan infus justru dapat membuat pasien mendapatkan infeksi. Karena percobaan gagal dan membahayakan pasien, maka penggunaan peralatan infus dilarang pada masa itu.

5. Baru Boleh Digunakan Kembali Tahun 1844

Dalam sejarah ditemukannya jarum suntik tercatat bahwa setelah terjadi kesalahan penggunaan di tahun 1660 membuat penggunaan peralatan infus sempat dilarang.

Hampir selama 200 tahun dunia pengobatan tidak lagi menggunakan alat infus yang ditemukan tersebut. Barulah pada tahun 1844 percobaan Francis Rynd di Dublin menghasilkan alat suntik berbahan logam.

Kemudian alat medis ini terus berkembang, hingga Alexander wood di Edinburgh melakukan percobaan menyuntikkan morfin ke manusia. Bisa dikatakan bahwa inilah penemuan jarum suntik modern yang digunakan hingga saat ini.

Setelah ditemukannya peralatan suntik yang aman dan efektif, banyak dokter yang kemudian menggunakan alat tersebut untuk mengobati pasiennya.

6. Jarum Suntik Pertama Dipatenkan Arthur E. Smith

Sejarah ditemukannya jarum suntik mencatat bahwa orang yang pertama kali mematenkan hak terhadap benda medis ini adalah Arthur E. Smith. Smithe mendapatkan paten A.S untuk produk jarum suntik sekali pakai tahun 1949 dan 1950.

Pada saat itu, bahan utamanya masih terbuat dari kaca dengan bagian jarumnya dari logam.

Selanjutnya, perkembangan tabung pada alat medis tersebut menggunakan bahan plastik dikembangkan oleh Roehr Products tahun 1955 dan diberi nama Monoject.

Alat tersebut dijual seharga 5 sen sehingga banyak dokter kembali menggunakan tabung kaca, karena harganya dianggap terlalu mahal.

7. Desain Dasar Tidak Berubah dari Dulu Hingga Saat Ini

Sejarah ditemukannya jarum suntik mencatat banyak perubahan dilakukan untuk menyempurnakan bentuk dari alat medis ini. Mulai dari bahan pembuat, ukuran, dan berbagai penyesuaian lainnya.

Akan tetapi, meskipun mendapatkan banyak penyempurnaan dan perubahan pada bahan pembuat, desain yang digunakan dari dulu sampai sekarang tidak banyak berubah.

Saat ini, Anda bisa menemukan jarum suntik dengan berbagai ukuran disesuaikan dengan penggunaannya. Selain dalam dunia medis peralatan ini juga bermanfaat di berbagai bidang lainnya.

Dalam sejarah ditemukannya jarum suntik tercatat bahwa penemuan benda medis satu ini memang sangat bermanfaat bagi manusia, terutama saat terjadi pandemi, membantu menyelamatkan jutaan nyawa manusia.