Menasehati anak dengan baik merupakan salah satu PR besar bagi semua orang tua, sehingga setiap perkataannya tidak membuat anak menjadi pemurung. Apalagi ketika orang tua menasehati dengan cara buruk, maka dapat memberikan dampak hingga anak mencapai usia dewasa.

Nasehat memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak dan bukan hanya sekadar menuntut agar selalu patuh terhadap perintah orang tua. Jangan sampai nasehat tersebut justru berubah atas sikap egoisme orang tua semata.

Bagaimana Tips Menasehati Anak dengan Baik?

Kebanyakan nasehat orang tua terhadap anak ditunjukkan untuk kebaikan si buah hati itu sendiri. Namun, apakah anak sudah pasti mengetahui niat baik tersebut? Jawabannya pasti tidak. Oleh sebab itu, butuh metode agar nasehat tersebut bisa sampai ke anak.

  1. Usahakan Bicara secara Empat Mata

    Saat Anda ingin berupaya menasehati anak atas kesalahan setelah melakukan sesuatu, maka langkah paling awal yaitu mengajaknya berbicara secara empat mata. Proses ini sangat penting dalam upaya menasehati anak dengan baik. Mengapa demikian? Berbicara secara empat mata dapat membuat si buah hati lebih fokus terhadap ucapan-ucapan Anda untuk kebaikannya.

    Bahkan hal tersebut juga dapat membuat anak tidak merasa harga dirinya jatuh. Apalagi jika si anak membuatkan kesalahan seperti berkelahi dengan saudara atau teman dekatnya. Maka menasehatinya satu persatu secara terpisah merupakan pilihan terbaik dan jangan sampai keudanya saling mengetahui pembicaraan masing-masing.

  2. Berbicara dengan Nada Lembut

    Tips menasehati anak dengan baik berikutnya yaitu saat Anda berbicara lakukannya dengan lembut dan penuh pengertian. Setidaknya saat orang tua mengajak si kecil berbicara empat mata, panggilah dengan pelan, namun tegas.

    Apabila panggilan tersebut dilakukan dengan membentak, maka secara otomatis anak akan merasa takut untuk bertemu dan hal itu dapat mengganggu psikologinya. Alhasil, apa yang diucapkan orang tua tidak bisa dipahami maksudnya, melainkan hanya menjadi ancaman semata.

  3. Tanyakan dan Biarkan Anak Mengungkapkan Perasaannya

    Ketika Anda memutuskan untuk menasehati anak dengan baik, maka Anda perlu menanyakan terkait perasaannya saat melakukan kesalahan tersebut. Setelah itu, tanyakan mengapa perbuatan salah tersebut dilakukan sampai ia menjawabnya. Dalam menanyakan si kecil, Anda juga perlu bersikap bijak dan tidak terkesan mengancam anak agar segera menjawab.

    Apabila anak merasa terancam, maka ia cenderung berbohong demi melindungi dirinya sendiri dan sudah menjadi naluri bawaan manusia. Saat pembicaraan tersebut dilakukan secara empat mata, ia berhak mengungkapkan semua perasaannya dan Anda hanya perlu mendengarkannya secara tuntas. Dari sana, akan muncul alasan-alasan dibalik kesalahan yang terjadi.

  4. Beri Alasan yang Mudah Dipahami

    Setelah anak mengungkap semua perasaannya kepada Anda, maka Anda perlu menjawabnya secara bijak. Dalam memberikan penjelasan kepada si buah hati tidak hanya menyalahkan telah melakukan kesalahan tersebut tanpa adanya alasan. Anda perlu berupaya untuk menjelaskan alasan-alasan tersebut, sehingga si buah hati menyadari sendiri dirinya memang salah apabila usianya remaja.

    Apabila usianya masih anak-anak, maka jelaskan kesalahannya secara pelan dan berikan alasan dibalik kesalahannya. Hal yang perlu diingatkan dalam memberikan penjelasan atau alasan di balik kesalahan si anak yaitu memberikan alasan sesuai dengan kemampuannya berpikir.

    Jangan sampai Anda menjelaskan sesuatu seperti layaknya menjelaskannya kepada orang dewasa. Kesalahan semacam ini memang kerap terjadi kepada kebanyakan orang tua saat menasehati anaknya. Anda harus memposisikan diri seperti anak-anak dalam memberikan pemahaman karena orang tua pernah menjadi anak-anak, sedangkan anak belum pernah.

  5. Jangan Bandingkan dengan Orang Lain

    Salah satu kesalahan cukup fatal bagi orang tua dalam menasehati anaknya yaitu dengan membandingkan anaknya dengan orang lain seusianya. Hal tersebut hanya akan membuat ia merasa berkecil hati dan menjadi kurang percaya diri di masa depan.

    Membanding-bandingkan ia dengan orang lain tidak memberikan manfaat apapun. Oleh sebab itu, saat menasehati anak dengan baik, jangan pernah Anda lakukan kesalahan tersebut. Saat dirinya berusia dewasa justru akan selalu mengingat dan alhasil tidak mau lagi mendengarkan Anda.

  6. Peluk Setelah Pembicaraan Selesai

    Setelah melewati pembicaraan panjang dalam menasehati anak dengan baik, langkah penting yang harus Anda lakukan yaitu menunjukkan kasih sayang kepada si buah hati. Jangan mengancam apabila mengungkit masalah yang telah terjadi. Salah satu orang tua menunjukkan kasih sayang kepada si buah hati yaitu memberikan kecupan hangat atau sebuah pelukan.

    Jika perlu, sampaikan bahwa Anda sangat menyayanginya dan ingin membuatnya menjadi seorang yang baik. Mungkin terkesan sepele, namun pada kenyataannya perilaku ini akan selalu membuatnya lebih rileks dan nyaman. Selain itu, kasih sayang ia juga bisa menyadari bahwa setiap nasehat tersebut semua demi kebaikannya.

Pendidikan paling dasar si buah hati selalu berasal dari kedua orang tua sebelum bahwa setelah ia menempuh bangku sekolah. Oleh sebab itu, menasehati anak dengan baik wajib dilakukan agar ia menjadi anak yang teladan dan percaya diri